Jumat, 24 Oktober 2014

kt\

kepalaku mulai ditumbuhi ilalang-ilalang kata
kata yang tadinya tak berkata

aku tak mengerti kenapa musim hujan selalu datang terlambat
sementara rindu dihatiku selalu saja kesumat

:-)

Aku tak perlu menjelaskan bagai mana rincian fonem atau bahkan morfemnya
ah persetan dengan Fonologi atau Morfologi
Angin bersiul dari dalam gua
sejuta desah hasrat melambai-lambai mengemis makna
semut-semut membangun sirkuit di dalam nadi
sementara bangku penonton berada jauh dalam minda
disanalah aku melihatmu melucuti kesumat jantung
semakin aku melihatmu
semakin ngeri percepatan gramatikal yang tercipta
Mungkin aku sedang terdiagnosa idiot stadium dua
jadi jangan tanyakan fonem atau morfemnya
jika saat ini aku merinduimu setengah gila.

Kamis, 23 Oktober 2014

Hanyalah Untukmu

Lagi ...
Malam ini ku ucap detak dari suara jantungku,
Dari dasar lubuk relung dalam hati
Bila ku ingin selamanya,
Terus dan terus selalu bersamamu...
Lewat jiwa raga ku sabdakan gerak bibir,
Bernada tak sejernih bening kaca berlapis pualam,
Berkata tak seindah kuning kulit emas,
Atau bercahaya layaknya kilau butiran berlian ...
Hanya ucap mengikat janji,
Meraba asamu berusaha melengkapi,
Ungkapkan segalanya,
Walau mungkin takkan sepanjang masa,
Ku kan terus kawal rasaku,
Sampai akhir dari lenggang bilangan usia
Ini adalah caraku buktikan Cintaku...
Kuingin terasa sepanjang hidupku ..
Mencintai lewat detak panjang waktu
Hingga mendampingimu ..
Mengelabui jauh mataku untuk memandang,
Melampaui derap kokoh kaki yg berjalan
Hanya tergolek dan terhanyut ..
Melebihi butuhku untuk bernafas,
Tenggelampun aku akan ihklas,
Rela jika samudera itu adalah cinta yg kau beri,
Cukup hanya Aku dan Dirimu juga Tuhan yg tau
Dan lagi ...
Malam ini ku ungkap denyut yg aliri seluruh nadi,
Tutup matamu dan dengarlah ...
Bila semua ceritaku tentangmu Bidadari,
Adalah cipta dari lahir batin ini
Yang kupasrahkan hanyalah untukmu,
Hanyalah kepadamu Kekasihku,
Sampai akhir nanti ...
Sampai tak ada lagi nyawa,
Bersemayam dalam tubuhku menempati ...

Kamis, 16 Oktober 2014

Ketika setumpuk akar pikiran asik pada undak
Kau datang dengan sejuta aroma yang merebak
selaksa lembayung kau jatuhkan pada pertiwi
dan bersandar manis pada senyum sang putri
Selaksa bunga di musim gugur.
daun dan tangkai rapuh mendanur,
kita itu sama sama kehabisan dahaga
sebab tuah hujan tak kunjung tiba
maka datanglah kasih
mari kita tabur garam pada tumpukan awan
dan kita ciptakan penghujan di musim kita sendiri

Ahh semoga senja kini bertuah hujan yang tak lagi sama
“Sejatinya rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kau pamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan dia semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri apa memang sesuka ini”
disaat kuingin merubah semuanya menjadi lebih indah,ku susun semua rencana untuk masa depan yg lebih baik lagi,langkah pertama yang saat ini sedang aku jalani adalah menjadi sesosok wanita yang diinginkan orang terdekatku,aku hapus smua kebiasaan burukku dan merubah semua kebiasaan itu menjadi (bukan aku banget) tapi aku jalani semuanya dengan ikhlas saking pengennya mempertahankan semua ini tapi sayangg allah berkhendak lain,semuanya sia.sia